Berburu Durian Sebagin



Banyak hal dapat dilakukan untuk mengisi waktu libur. Jalan - jalan pun tak perlu mahal. Seperti yang pernah ku lakukan ketika masih bujangan masa sekolah.
Remember that happiness is a way of travel, not a destination. ~ Roy L. Goodman ~
Sebagin merupakan sebuah desa di bagian selatan Pulau Bangka termasuk ke dalam Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Bangka Selatan. Jaraknya kira - kira hampir dua jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor jika dari Kota Pangkalpinang.

Jalanan yang tadinya beraspal berubah menjadi tanah merah. Aku, Guntur, Marta, Riski, Zaza dan Tony yang tadinya berboncengan, sebagian terpaksa harus rela berjalan kaki karena melihat medan jalan yang cukup membuat kaki gemetar. Guntur sebagai putra dari Desa Sebagin menjadi pemandu jalan dengan sepeda motor bebek yang di modifikasi menjadi trail tanpa rem. Jalanan yang menanjak, menurun dan kadang mendatar dilalui dengan begitu hati - hati. Kami yang belum terbiasa tak jarang terperosok ke dalam kubangan air yang berwarna cokelat.

Durian merupakan salah satu buah favorit bagi sebagian orang. Buah yang kulit luarnya berduri dengan baunya yang khas dan rasa yang manis membuat orang banyak menanti - nantikan datangnya musim buah yang satu ini.

Setelah beberapa kali memasuki persimpangan yang salah. Perjalanan sepeda motor terhenti di sebuah jalan setapak yang tidak dapat dilewati menggunakan motor. Motor ditinggalkan, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Pohon durian yang sudah berumur mendominasi rimba sepanjang jalan.

Beberapa kali jalan kami terhenti dengan suara buah durian jatuh, Riski dengan sigap berlari ke tempat jatuhnya durian dan membawa durian yang beraroma menyengat hidung untuk segera dimakan.

Guntur yang tadinya sebagai pemandu jalan segera mengeluarkan parang yang sebelumnya sudah diasah lebih tajam di rumah. Aroma durian semakin tercium setelah durian dibuka. Alzazair (bukan nama negara) yang kepanasan segera melepaskan bajunya, tak perlu lama, dia mendonorkan darahnya secara gratis kepada nyamuk -nyamuk hutan kelaparan yang jumlahnya mencapai puluhan. Tapi syukurlah, dia tidak mengidap sakit malaria.


Rasa durian yang manis dengan kontur daging yang tebal membuat Marta, laki - laki kelahiran Desa Sarangmandi dengan wajah lugu tanpa banyak suara, menghabiskan hampir separuh durian yang kami dapatkan. Dilumatnya daging buah durian hingga sisa biji durian terlihat berkilau. Wajahnya sedikit memerah, keringat meluncur dari kulitnya dengan nafas tersengal dia melambaikan tangan ke kamera berkata "dak sanggup agik!".


Selain rasanya yang manis, ternyata durian juga memiliki berbagai manfaat, seperti (sumber) :
  • Mencegah depresi
  • PMS (premenstrual syndrome)
  • Mencegah Anemia (kurang darah)
  • Menekan tekanan darah
  • Brain Power
  • Melancarkan BAB
  • Mabuk perjalanan, kelelahan
  • Meredakan nyeri lambung
  • Menghindari mual (Morning Sickness)
  • Mengurangi gatal akibat gigitan nyamuk
  • Memperbaiki system syaraf
  • Mengontrol diet bagi orang kegemukan
  • Radang saluran pencernaan
  • Pengontrol suhu badan
  • Membantu berhenti merokok
  • Mencegah stress
  • Mengurangi resiko stroke
  • Obat luka

Bagaimana? Tertarik mencoba durian dari Desa Sebagin? 
Foto : M. Tony Julfi
Teks : Arie Okta F.

3 komentar:

  1. aku belum pernah merasakan durian langsung jatuh dari pohon, pasti enaaaak banget ya

    BalasHapus
  2. Duren Sebagin endemik sana? Beda dengan duren lain seperti apa?

    BalasHapus

 
//